Rabu, 03 Desember 2008

Cinta Sejati
December 2, 2008
Cinta sejati takkan pernah sanggup tuk diungkapkanMeski lewat lagu… atau lewat puisiCinta sejati tak mudah untuk dilukiskanMelalui sebentuk langit biru… atau segarnya udara pagi
Cinta sejati takkan pernah bisa beranjak pergiMeski masanya sirna… dan ceritanya tak lagi putihCinta sejati tak mudah untuk digoyahWalau godaan menderu… dan kenikmatan dunia mengimaji
Hingga esok tak lagi adaSejak terasa waktu pertamaHingga dunia menjadi abadiTak berubah semua di hati
Pokok Pokok Bidah
Posted by admin
02/12/2001
13012 clicks

Rasulullah bersabda : umat ini akan pecah dalam 73 golongan, 72 golongan masuk neraka dan 1 golongan masuk sorga yaitu al-jamaah.(HR Abu Daud, Hasan Shahih). Tulisan ini diambil dari buku Mauqif Ahlus Sunnah karya Dr.Ibrahim Ruhaily, yang akan membahas pokok-pokok pemahaman sesat
Oleh: Dr. Ibrahim Ruhaily dalam Mauqif Ahlus Sunnah Termasuk pokok-pokok ahlul bidah ialah: I. KHAWARIJ Khawarij jamak dari kata kharijah (yang keluar). Mereka dinamakan itu karena mereka keluar dari agama dan keluar (memberontak) dari pilihan kaum muslimin. Pertama kali mereka memberontak Ali bin Abi Thalib tatkala terjadi penentuan hukum. Kemudian mereka berkumpul di Harura, daerah pinggiran kota Kufah. Di Nihran Ali memerangi mereka dengan sengit setelah berdebat dan menjelaskan hujjah kepada mereka. Hanya kurang dari sepuluh orang dari mereka yang berhasil meloloskan diri dari sergapan tentara Ali dan hanya kurang dari sepuluh tentara Ali yang berhasil mereka bunuh. Dua orang lari terbirt-birit ke Aman, dua orang prajurit ke Kirman, dua orang prajurit ke Sajistan dan dua orang prajurit ke al-Jazzirah serta satu orang prajurit ke Tel Marwan di Yaman. As-Syahrstani mengatakan, Bidah-bidah Khawarij berkembang di tempat-tempat tersebut sampai hari ini. Khawarij mempunyai banyak gelar antara lain Haruriyah, Syurrah, Mariqah (yang keluar dari agama), Muhakimah (yang menghukumi), dan mereka ridha mendapatkan gelar-gelar itu kecuali Mariqah. Dalam kelompok ini terdapat duapuluh sekte. Sekte terbesar adalah Muhakkimah, al-Azariq, Najdat, Baihasiah, Ajaridah, Tsualibah, Ibadhiah, Shafriah dan sisanya adalah cabang-cabangnya. Meskipun terdiri-dari sekte-sekte yang berbeda-beda, mereka satu kata dalam mengafirkan Utsman, Ali, sahabat yang ikut perang Jamal, sahabat yang berhukum dengan Ali, orang yang ridha dan membenarkannya dengan hukum yang beliau jalankan atau salah satu dari keduanya, dan memberontak terhadap penguasa Islam yang lalim. Mereka berkeyakinan bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir kecuali sekte Najdat yang tidak berkeyakinan demikian. Terdapat banyak hadits shahih mencela Khawarij dari sepuluh sisi sebagaimana dikatakan al-Khalal dari Imam Ahmad. Beliau berkata, Khawarij adalah kaum yang jahat. Aku tidak mengetahui suatu kaum yang lebih jahat daripada mereka. Hadits-hadits nabi yang shahih menjelaskan tentang jeleknya mereka dari sepuluh sisi. Syaikhul Islam telah menyebutkan Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadits tentang sekelompok dari Khawarij dalam kitab Shahih mereka. Para peneliti telah sepakat wajibnya memerangi Khawarij bila mereka memberontak terhadap pemerintah Islam, menyelisihi jamaah dan memecah belah orang-orang taat setelah adanya peringatan. Pernyataan kesepakaan tersebut dinukil oleh Nawawi dan Syaikhul Islam. Menurut Syaikhul Islam pengafiran terhadap mereka masih diperselisihkan ulama. Terdapat dua pendapat yang mashur dari Imam Ahmad. Masalah ini dibahas secara panjang lebar oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari dengan membawakan hujah masing-masing pendapat. Pendapat yang benar ialah pendapat yang tidak mengafirkan mereka sebagaimana yang dinukilkan oleh Syaikhul Islam dari ijmasahabat. Para sahabat tidak mengafirkan mereka baik Ali maupun selainnya bahkan mereka memperlakukan Khawarij sebagaimana kaum muslimin yang dhalim dan durhaka.. II. SYIAH Para peneliti telah mengkualisfikasikan golongan Syiah menjadi tiga kualifikasi : Ghulah, Imamiyah dan Zaidiyah. Mereka menyebutkan bahwa setiap bagian itu bercabang-cabang menjadi beberapa golongan. Berikut akan saya terangkan secara ringkas golongan-golongan yang ada pada Firqah Syiah. A. Ghulah As-Syahrstani berkata, Golongan ini mengkultuskan para pemimpin mereka sampai mengeluarkan dari batasan sebagai mahluk, menghukumi pemimpin dengan hukum-hukum ilahiah, terkadang menyerupakan salah seorang dari para pemimpin itu dengan Allah dan terkadang menyerupakan Allah dengan mahluk. Mereka berada pada dua posisi, belebihan dan meremehkan. Kerancuan logika mereka itu diilhami oleh pemikiran Hulululiah, Tanasikhiyah, Yahudiyah dan Nasraniyah . Kelompk ini telah tepecah belah menjadi banyak golongan yang saling mengafirkan. Yang termasuk pecahan dari golongan ini ialah Sabaiyah, golongan pengikut Abdullah bin Saba yang mengkultuskan Ali dan menganggapnya nabi hingga meyakinya sebagai Tuhan. Pemahamannya itu ia sebarkan di Kufah. Keberadaan mereka tercium oleh Ali lalu beliau memerintahkan anak buahnya untuk membakar mereka. Sabaiyah berkeyakinan bahwa Ali tidak akan mati, mempunyai sebagian sifat ilahiah, suaranyalah yang datang di awan dan guruh, kilatan petir tersenyum kepadanya dan setelah itu ia akan segera turun ke bumi. Kemudian ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana pernah dipenuhi oleh kedurhakaan. Tidak diragukan lagi mereka adalah golongan yang telah keluar dari Islam. Para ulama telah memerangi segolongan dari mereka yang telah dianggap keluar dari Islam walaupun mereka menisbatkan kepadanya. BATHINIYAH Golongan ini mempunyai banyak julukan antara lain Qaramthah, Khurramiyah, Khurramdiniyah, Ismailiyah, Sabiyyah, Babikiyah, Muhammirah dan Talimiyah. Imam Ghazali mengatakan, Telah disepakati bahwa dakwah ini tidak dibangun di atas suatu ajaran agama mana pun. Tidak diikatkan pada suat ajaran agama yang dikuatkan oleh kenabian. Karena sesungguhnya tempat berjalannya digiring oleh keterlepsannya dari agama sebagaimana rambut terlepas dari adonan. Tetapi ia mengikuti golongan Majusi, Muzdakiyah, segolongan kecil penyembah berhala yang menyeleweng dari tauhid, dan sekelompok besar tokoh-tokoh failosof terdahulu. Mereka mempergunakan panah logika dalam mengambil hukum suatu urusan yang diringankan bagi mereka. Sebagai ganti dari kekuasaan ahli agama. Beliau menyebutkan, bertujuan memalingkan manusia dari agama, mereka mengatakan, Berlindunglah dengan menasabkan diri ke ahli bait, menangislah atas musibah yang menimpa mereka, dan bertawasullah dengan itu. Mereka mencela para ulama agar manusia ragu terhadap kabar-kabar yang mereka nukil dari Rasulullah. Bila terdapat suatu ayat al-Quran dan kabar-kabar yang mutawatir mereka membuat keraguan pada manusia dengan pernyataan, Dalam nash-nash terdapat rahasia-rahasia dan hal-hal yang tidak dinampakkan. Orang bodoh adalah orang yang terpedaya dengan ayat-ayat dhahir dan tanda fitnah adalah keyakinan terhadap perkara batin yang dilontarkan oleh imam yang maksum. Beliau menyebutkan pula, sebagian madzhab mereka adalah menolak agama dan batin mereka murni kufur. Rincian madzhab mereka adalah mereka berkeyakinan adanya dua sesembahan yang terdahulu yang tidak berawal karena terus menerus ada di setiap jaman. Mereka tidak beriman dengan kenabian. Logika mereka tentang tumbuh-tumbuhan sama dengan logika ahli filsafat. Mereka sepakat mengingkari hari qiyamat atau peristiwa yang terjadi di dunia berupa pergantian siang dan malam, terbentuknya manusia dari nutfah dan nuthfah dari manusia dan tumbuhnya pohon-pohonan hanyalah rumus daripada keluarnya imam dan seorang yang akan menguasai jaman. Para ulama antara lain Al-Baghdadi, Ibnu Taimiyah, dan al-Ghazali terus terang mengafirkan mereka. Disebutkan oleh ad-Dailami bahwa kekafiran mereka dapat diketahui dari duapuluh sudut. NASHIRIYAH Termasuk sekte Syiah adalah Nashiriyah. Nama ini dinisbatkan kepada Muhammad bin Nashir an-Namiri yang hidup pada abad ketiga hijriyah dan mati pada tahun 270 H. Sejaman dengan para tokoh itsna asyariyah (Tokoh syiah yang duabelas) antara lain Ali al-Hady, al-Hasan al-Aksari dan Muhammad al-Mahdy. Dia mengaku bahwa ia pintu masuk yang kedua kepada imam al-Hasan dan al-Hujjah orang yang setelahnya. Nashiriyah menyangka Allah taala menyatu dengan Ali pada sebagian waktu dan mengangkat Ali ke posisi ilahiyah. Para tokoh mereka setelah Ali dianggap mempunyai sifat ketuhanan sebagaimana keyakinan mereka terhadap Ali. Berkeyakinan ruh-ruh saling bergantian masuk ke jasad-jasad. Mereka mengafirkan Abu Bakar dan Umar. Mengadakan ulang tahun hari kelahiran Isa. Tidak puasa di bulan Ramadhan. Ibadah shalat menurut mereka adalah sekedar rumus bagi Ali, dua anaknya dan Fatimah. Mereka menggambarkan tentang surga sebagai simbol kenikmatan dan neraka sebagai simbol siksa dan mereka menghalalkan minuman keras(khamr). Syaikhul Islam pernah ditanya tentang mereka dan menjawab, Segala pujian milik Allah, mereka adalah kaum yang dinamakan dengan Nashiriyah. Mereka dan seluruh jenis Qaramithah, Bathiniyah lebih kafir daripada Yahudi dan Nashara. Bahkan lebih kafir daripada seluruh kaum musyrikin. Bahaya mereka mereka lebih besar daripada bahayanya orang-orang kafir yang menjajah kaum muslimin seperti Tartar, Perancis dan selain mereka. Karena mereka menampilkan kecintaaan kepada ahli bait di hadapan orang-orang muslim yang bodoh padahal mereka pada hakikatnya tidak beriman dengan Aallah dan rasul-Nya, kitab-Nya, perintah dan larangan-Nya, siksa dan pahala, sorga, neraka, salah satu dari para rasul sebelum Muahammad dan tidak beriman dengan millah dari millah sebelumnya. Pada jaman sekarang golongan ini dapat ditemukan di Suriya sebelah kiri, di sebuah gunung yang tekenal dengan nama gunung Nashiriyah, di Iskandariyah, di Humsh dan Humah, di Halab beberapa orang di Pallestina, di kiri Nabilis dan di Libanon . DARUZ Syaikhul Islam berkata, Mereka adalah pengikut Hisytakin ad-Daruzi dia termasuk maula al-Hakim Bi Amrillah diutus ke penduduk lembah Taimullah bin Tsalabah.Lalu mengajak mereka untuk menyembah al-Hakim. Mereka menamakannya al-Bari alAlam (yang menciptakan alam), dan mereka bersumpah dengan namanya. Mereka termasuk Ismailyah yang mengatakan bahwa Muhammad bin Ismail menghapus Syariat Muahammad bin Abdillah. Orang-orang ini lebih kafir daripada al-Ghaliyah. Mereka tidak percaya akan terjadinya hari qiyamat, mengingkari kewajiban Islam dan mengingkari hal-hal yang haram?.logika mereka tersusun dari logikanya ahli filsafat dan Majusi. Pura-pura menampakkan kecintaan kepada ahli bait. Beliau berkata , Mereka kafir. Barang siapa yang ragu terhadap kekafiran mereka maka ia kafir semisal mereka. Mereka tidak seperti ahli kitab maupun musyrik. Bahkan mereka kafir dan sesat. Tidak diperbolehkan menyantap makanan mereka dan wanita mereka ditawan. Diambil harta mereka. Mereka adalah orang-orang zindiq, murtad dan tidak diterima taubat mereka bahkan mereka boleh dibunuh di mana saja mereka berada. Tidak diperbolehkan menjadikan mereka sebagai penjaga dan wajib membunuh ulama dan tokoh mereka?. Sekarang mereka tinggal di Suriya, Libanon dan Palistina. Jumlah mereka sekitar 150-200 ribu jiwa. Dari suku apa mereka belum bisa dipastikan. Sebagian penulis sejarah yakin bahwa Daruz termasuk sisa-sisa suku orang terdahulu. B. IMAMIYAH ATAU RAFIDLAH Mereka dinamkan Rafidlah karena mereka menolak(rafdl) kepemimpinan Abu Bakar dan Umar. Abdullah bin Ahmad berkataAku bertanya kepada ayahku tentang Rafdlah. Beliau menjawab, Orang-orang yang mencela Abu Bakar dan Umar. Rafidlah terpecah menjadi banyak golongan. Para ulama menyebutkan, mereka ada lima belas golongan. Sebagian mereka menghitungnya sampai duapuluh empat golongan. Mereka sepakat bahwa nabi memberikan mandat kepada Ali bin Abi Thalib dengan namanya. Mereka publikasikan keyakinan mereka dan memproklamasikan sebagian besar sahabat sesat karena tidak mengikuti Ali setelah wafatnya Nabi dan keimaman tidak ada kecuali dengan nash dan tauqif (Menerima dan tunduk). Komitmen mereka ini dianggap taqarrub. Syaikh mereka al-Mufid berkata, Imamiyah sepakat berkeyakinan mayat wajib kembali ke dunia sebelum hari qiyamat walaupun di antara mereka masih berselisih tentang makna rajah(kembali). Mereka sepakat menjuluki Bada(berubahnya takdir Allah sesuai dengan kondisi) kepada sifat Allah yang diambil dari pendengaran tanpa qiyas. Mereka sepakat bahwa para tokoh sesat itu telah menyelisihi kebanyakan penulis al-Quran dan mereka menyimpangkan makna al-Quran dan hadits yang sesungguhnya. Telah sepakat Khawarij, Mutazila, Zaidyiah, Murjiah dan ahli hadits atas berbedanya seluruh Imamiyah yang saya hitung.